Pekerjaan
Walaupun sebagian besar masyarakat desa cangkreng bermata pencaharian sebagai petani dengan total keseluruhan warga produktif yang bertani sebesar 1286 0rang dan buruh tani sebesar 450 orang. Tetapi berdasarkan data yang telah dihimpun terdapat 18 jenis pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat desa ini antara lain adalah: Buruh swasta 175, PNS 60 orang, Guru Negeri 7orang, Guru Swasta 75 orang, ABRI 1orang, Pedagang 100 orang, tukang kayu/batu 65 orang, peternak 25 orang, karyawan swasta 30 orang, montir 9 orang, perawat/bidan 3 orang, Dokter 7 orang, Sopir 50 orang, penjahit 30 orang, pengrajin 26 orang. Sedangkan untuk masyarakat nonproduktif tetapi mendapatkan pensiunan terdapat 10 orang.
Sebagai salah satu mata pencaharian utama masyarakat Desa Cangkreng, pertanian memberikan pengaruh yang besar bagi perekonomian masyarakat. Jumlah keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian hanya sebesar 709 keluarga, dan yang memiliki lahan pertanian kurang dari 1 ha 132 keluarga. Sebagian besar masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian juga tetap menggantungkan hidupnya di bidang pertanian yaitu sebagai buruh tani.
Komoditas tanaman pangan menurut komoditas yang ditanam sebagian besar masyarakat Desa Cangkreng pada tahun 2010 didominasi oleh komoditas padi sawah dengan luasan panen mencapai 118 ha, dan diikuti komoditas jagung sebesar 5 ha. Komoditas tanaman pangan merupakan satu-satunya komoditas utama pertanian Desa Cangkreng selain komoditas tembakau yang ditanam setelah masa panen padi selesai dilakukan. Walaupun demikian komoditas utama dan telah menjadi sandaran hidup masyarakat desa Cangkreng adalah tembakau. Luas produksi tembakau di Desa Cangkreng adalah 121 ha.
Saluran pemasaran/distribusi hasil pertanian tidak berada pada rantai pemasaran yang terlalu panjang dan rumit. Hal itu dikarenakan masyarakat tidak menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak, melainkan langsung menjual hasilnya kepada konsumen atau pengecer, dan sebagian lagi untuk dikonsumsi pribadi. Walaupun demikian masyarakat Desa Cangkreng ini tidak menjual hasil penen mereka ke pasar atau melalui KUD, hal ini dikarenakan masyarakat lebih memilih untuk menjual kepada pengecer.
Pertanian selain tanaman pangan seperti tanaman obat-obatan, tanaman buah-buahan atau sayuran kurang berkembang di Desa ini. Hal ini dikarenakan luasan lahan untuk komoditas ini tidak terdata karena tanaman ini hanya sebagai tanaman sela atau penghias pekarangan. Sehingga data luasan produksi tidak dapat di data. Selain itu panen atau penggunaan komoditas tersebut hanya untuk konsumsi pribadi.
Walaupun pertanian memberikan pendapatan yang cukup berarti terutama pada musim tembakau. Tidak sedikit masyarakat yang kemudian mencari peruntungan hidup dengan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Negara tujuan utama sebagian besar masyarakat yang memilih untuk menjadi TKI adalah negara Arab Saudi dan Malaysia. Selain alasan ekonomi alasan lain yang bagi sebagian masyarakat adalah bonus menjadi TKI terutama untuk tujuan Arab Saudi adalah dapat sekaligus menunaikan ibadaha haji.
Industri
Industri yang berkembang di desa ini masih terbatas pada industri kecil dan dengan skala produksi yang masih terbatas, yaitu skala rumah tangga. Selain itu industri yang ada di Desa Cangkreng hanya industri kreatif pembuatan Kalasah (keloso). Industri ini terdiri dari 5 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 55 orang. Walaupun demikian industri ini hanya aktif apabila masa bertani sudah selesai, hal ini dikarenakan industri ini merupakan kegiatan untuk tetap menaga produktivitas warga agar tidak hanya duduk dirumah menunggu waktu tanam berikutnya.
Kepemilikan modal dari industri yang ditekuni oleh sebagian masyarakatnya merupakan modal milik pribadi/modal keluarga. Kebanyakan para pemilik tidak meminjam dana keluar karena skala industrinya yang masih kecil / home industry saja sehingga masih kurang membutuhkan kucuran dana dari luar. Selin itu, factor birokrasi dan aturan yang harus dipenuhi apabila dana diperoleh dari luar seperti halnya dinas terkait, bank dll. Kebanyakan penduduk enggan untuk ribet dan mempersulit dirinya sendiri untuk memperoleh modal / dana.
Bahan dan alat-alat produksi yang digunakan merupakan alat produksi milik pribadi / keluarga. Seperti yang telah disinggung pada poin kepemilikan modal, yang dana sepenuhnya bersumber dari dana pemilik sehingga alat produksi yang dibeli pun milik pemilik industry tersebut
.
UKM (Usaha Kecil Menengah)
UKM yang berkembang seperti pertokoan, meubel, kalasa dan krupuk. UKM industri kalasa sendiri ada saat para petani tidak beraktivitas di sawah, jadi untuk mengisi waktu luang para penduduk yang berprofesi sebagai petani beralih profesi sebagai pembuat kalasa. UKM pertokoan dilakukan oleh istri para bapak tani, mayoritas yang mengelola toko ini kaum perempuan, dengan kata lain istri petani begitupula UKM krupuk. UKM meubel sendiri dikelola oleh para petani dengan pekerjaan sampingannya sebagai pengusaha meubel.
Jenis UKM yang ada yaitu usaha dagang seperti pertokoan/pedagang kaki lima, usaha manufaktur berupa meubel, kalasa dan krupuk dan usaha jasa seperti jasa buruh tani. Kerja sama UKM-UKM yang berkembang di desa Cangkreng sendiri dengan pemerintah ataupun non-pemerintah tidak ada. Jadi, UKM yang ada menggunakan uang / dana pribadi ataupun keluarga untuk mengelola usahanya. Aturan dan birokrasi yang tidak memungkinkan sehingga banyak diantara pengusaha UKM itu tidak memberanikan diri bekerja sama dengan pemerintah / non pemerintah.
Status Sosial Ekonomi
Pendapatan rata-rata penduduk di desa Cangkreng bukan perbulan tetapi setiap hasil panen tiba. Dikarenakan mayoritas penduduknya yang berprofesi sebagai petani sehingga pendapatannya pun tergantung hasil panen yang didapat. Kisaran pendapatannya yaitu ± 650.000 perkapita. Pendidikan masyarakat di desa Cangkreng dahulunya hanya tamatan SD / sederajat hingga SMP / sederajat. Itupun tidak semua penduduknya yang mampu mengenyam bangku pendidikan sehingga banyak yang buta aksara.
Pendidikan masyarakat di desa Cangkreng sekarang sudah berhasil hingga tamat sarjana baik S1 dan ada pula segelintir masyarakatnya yang berhasil tamat hingga S2 & S3. Sehingga dapat disimpulkan pendidikan masyarakat di desa Cangkreng sudah mengalami peningkatan dan proyeksi grafik yang baik.
Tingkat buta aksara di desa Cangkreng di miliki oleh penduduknya yang sudah lanjut usia. Kisarannya ± 10% penduduk yang sudah lanjut usia.
Koperasi Unit Desa (KUD)
KUD yang ada hanya pada saat Bapak Klebun Zainal / H. Damanhuri. Koprasi Unit Desa pada kepemimpinan bapak Kawi, Bapak Sarbini dan bapak Halili S.H tidak ada. Perkembangan KUD terlihat hanya saat kepemimpinan kepala desa 2 generasi diatas bapak Halili S.H yaitu bapak H. Damanhuri. Pada kepemimpinan periode bapak H. Damanhuri perkembangan KUD didesa Cangkreng cukup bagus. Namun hal ini tidak berlanjut karena beberapa alasan dan pertimbangan dari berbagai pihak sehingga KUD didesa Cangkreng tidak ada hingga 2 generasinya yaitu bapak Halili S.H.
29 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 tanggapan:
Posting Komentar